Sejarah Ondel-Ondel Betawi – Bagi penduduk Jakarta, terutama suku betawi pasti sudah tidak asing dengan Ondel-Ondel. Boneka besar yang digerakkan oleh seseorang di dalamnya tersebut merupakan budaya asli Betawi hingga kini. Lekatnya ondel-ondel dengan budaya Jakarta menjadikan boneka ini sebagai ikon Kota Jakarta itu sendiri.
Dalam sejarahnya, ondel-ondel diperkirakan sudah ada sejak tahun 1605. Hal itu tercatat dalam buku pedagang Inggris, Edmun Scott. Dulunya ondel-ondel digunakan sebagai bagian dari iring-iringan acara kerajaan pada masanya. Kabarnya juga ondel-ondel digunakan untuk menolak bala.
Ada beberapa versi berbeda mengenai asal-usul Ondel-ondel ini, namun belum ada informasi pastinya tentang siapa penciptanya dan kapan diciptakan. Secara historis, ondel-ondel disebut sudah ada sebelum 1600 Masehi lalu. Di buku perjalanan lainnya yang menuliskan soal ondel-ondel oleh Scidmore. Scidmore adalah wisatawan yang datang ke Jawadan tinggal cukup lama di Batavia pada akhir abad 19. Dalam bukunya, Java, The Garden of The East, Scidmore menyebutkan ada seni jalanan berupa tarian boneka raksasa yang diarak ramai-ramai oleh penduduk Batavia kala itu.
Sementara menurut cerita turun-temurun sesepuh Betawi, ondel-ondel sudah ada sejak zaman nenek moyangnya. Dulu ondel-ondel dibuat untuk upacara tolak bala. Upacara tolak balak diadakan untuk mengusir wabah penyakit yang menyerang perkampungan atau gangguan roh halus yang gentayangan di sekitar wilayahnya.
Saat ini, ondel-ondel masih sering digunakan untuk meramaikan pesta rakyat, pernikahan, atau penyambutan tamu terhormat, Cuma yang sangat disayangkan saat ini, ondel-ondel telah disalahgunakan untuk mengamen di jalan. Ini sungguh sangat disayangkan, karena ondel-ondel merupakan ikon budaya, tapi dipakai untuk mengamen. Jadi kesan budayanya akan hilang dan orang-orang hanya akan kenal kalau ondel-ondel adalah salah satu boneka yang digunakan untuk mengemis saja.
Namun sekarang penggunaan ondel-ondel ini sudah dilarang di indonesia berdasarkan perintah dari gubernur Anies Baswedan jika digunakan untuk mengamen. Karena Anies ingin ondel-ondel ini dikenal sebagai budaya peninggalan dari Betawi bukan alat yang digunakan untuk mengamen asal-asalan di jalan. Tetap saja aturan itu hanya berlaku di jakarta saja, sementara kota penyangga lainnya masih belum dilarang.